Daftar Isi
Salah Satu Dosa Besar yang Wajib Dijauhi: Putus Asa dari Rahmat Allah
Teman-teman. Saat ini marak terjadi percobaan bunuh diri di berbagai belahan dunia, termasuk di negeri kita tercinta. Mereka melakukan percobaan bunuh diri, karena telah berputus asa dari rahmat tuhannya.
Dan tentu berputus asa bukanlah tanda dari seseorang yang beriman. Kita sebagai seorang muslim tidak boleh berputus asa, terutama berputus asa dari rahmat Allah.
Adapun Umar bin ‘Abdul ‘Aziz pernah berkata,
“Sesungguhnya apabila seseorang selalu memandang berat suatu masalah, ia akan sulit beramal untuk akhirat dan tidak akan mendapatkan apa-apa di dunia.”
Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba membagikan nasihat agar kita senantiasa untuk tidak pernah berputus asa dari Rahmat Allah. Rahmat Allah adalah kasih sayang yang diberikan dari Allah kepada setiap hambanya.
Kasih sayang Allah kepada setiap hambanya begitu besar dan tidaklah ada yang bisa menandinginya.
Rahmat Allah Lebih Besar Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Anaknya
Dari Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.
Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami,
“Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”
Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi kasih sayang ibu ini kepada anaknya.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Kita semua tahu bahwa fitrahnya seorang ibu akan senantiasa memberikan kasih yang besar kepada anaknya. Apabila seorang ibu tersebut saja tidak tega melemparkan anaknya dalam kobaran api, lantas tentu saja Allah lebih tidak tega lagi untuk melempar dan mencampakkan hambaNya ke dalam api neraka.
Dari sepenggal kisah diatas, kita tahu bahwa kasih sayang Allah begitu besar dan kita tentu tidak pantas untuk berputus asa dari RahmatNya.
Bentuk Kasih Sayang Allah Kepada Hamba
Adapun saya dan teman-teman semua tentu adalah hamba yang penuh dengan dosa-dosa. Apakah kita tetap mendapatkan kasih sayang Allah? Apakah Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada kita?
Dan Allah senantiasa memberikan rahmat kepada setiap hamba-hambaNya. Salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kita adalah terkait dengan dosa-dosa kita yang ternyata tidak ditampakkan.
Allah Senantiasa Menutup Aib (Dosa) Kita
Allah selalu memuliakan hamba-hambaNya dengan menutup aib dan dosa-dosa, tanpa peduli seberapa besar itu semua.
Seandainya Allah membuat dosa nampak atau memiliki bau tidak sedap, tentu membuat kita selalu terhinakan. Karena itu, penulis ingin mengajak teman-teman pembaca semuanya untuk tetap menutup aib dan segera bertaubat.
Allah menutup dosa kita sebagai tanda kasih sayang. Allah masih memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan bertaubat atas keburukan-keburukan kita. Jangan malah kita membuka aib tersebut dan berbangga diri kepadanya.
Padahal bisa saja ketika kita sedang bermaksiat, Allah langsung mematikan kita dalam kondisi sedang penuh dengan dosa-dosa.
Allah Tidak Langsung Memberikan Adzab Kepada Kita
Salah satu bentuk besarnya kasih sayang Allah kepada kita adalah terkait umur yang diberikan kepada kita.
Tentu bisa saja ketika kita sedang bermaksiat, Allah langsung turunkan Adzab yang begitu besar kepada kita di saat itu juga.
Tapi Allah senantiasa menunggu hamba-hambaNya agar segera bertaubat.
Allah berfirman,
“Dan Allah Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Apabila Allah memberikan adzab karena perbuatan mereka, tentu Allah akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya.”
[QS. Al-Kahfi: 58]
Saking besarnya kasih sayang-Nya kepada kita, Allah menunda hukuman untuk memberikan keselamatan kepada hamba-hamba yang bertaubat.
Allah Tidaklah Memberikan Musibah, Kecuali Agar Kita Bertaubat
Perlu kita ketahui bahwa bala’ dan musibah turun kepada kita, karena dosa-dosa kita sendiri. Setiap musibah yang turun disebabkan oleh dosa, dan tidak akan terangkat kecuali dengan bertaubat.
Segala macam musibah yang diturunkan kepada kita, tujuannya adalah untuk mengingatkan kita agar segera kembali kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
[QS. Asy Syura: 30]
Tatkala hukuman/musibah diberikan kepada hamba, Allah tetap memberikan rahmatNya. Allah berikan kasih sayang dengan memberikan cobaan agar hamba tersebut segera bertaubat.
Allah Mendatangkan Musibah untuk Menghapus Dosa
Musibah apapun yang Allah datangkan kepada kita, baik musibah itu besar atau pun kecil akan mengurangi (menghapus) dosa-dosa.
Apabila kita tetap bersabar atas musibah yang Allah berikan, maka akan menjadi penggugur dari dosa-dosa.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Segala hal yang menimpa seseorang muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua.”
[Muttafaqun ‘alaihi]
Begitu besar kasih sayang Allah kepada hamba sampai mengirimkan musibah untuk menghapuskan dosa-dosa.
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu musibah, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daun.
(Baca Juga: Hikmah Sakit Sebagai Penggugur Dosa)
Allah Selalu Membuka Lebar Pintu Taubat Kepada Hamba
Perlu kita ketahui bahwa Allah selalu mengampuni setiap dosa-dosa. Allah selalu membuka pintu taubat sampai datang 2 hal kepada hamba tersebut, yakni kematian dan hari kiamat.
Bisa jadi hari ini ada diantara teman-teman pembaca memiliki dosa yang sangat banyak, maka janganlah berputus asa. Allah masih membuka pintu taubat kepada kita semua.
Mari introspeksi diri kita dan memohon ampun atas segala dosa-dosa kita. Ketika kita kembali kepada Allah dengan bertaubat, Allah bergembira dan menunjukan pada malaikat-malaikat disampingnya bahwa hamba-Nya telah bertaubat.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembatu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.”
[HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747]
Adapun Allah membuka pintu taubat kepada Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan yang maha tinggi. Salah satu bentuk kasih sayang tersebut berupa dua nabi yang Allah datangkan sekaligus agar Fir’aun bertaubat.
Namun, ternyata Nabi Musa alaihi salam dan Nabi Harun alaihi salam masih belum bisa membawa Fir’aun kembali kepada Allah.
Fir’aun telah melampaui batas dan tertutuplah pintu taubat ketika kematiannya datang di laut merah.
Karena itu apabila saat ini kita masih melakukan kemaksiatan, segeralah bertaubat dan tinggalkan segala bentuk kemaksiatan itu.
Allah Memberikan Keistimewaan Kepada Hamba yang Bertaubat
Adapun salah satu rahmat Allah yang sangat besar adalah terkait keistimewaan yang diberikan kepada hamba-hamba yang bertaubat, diantaranya:
- Allah memberikan keistiqomahan
- Allah memberikan rezeki lebih banyak
- Allah memberikan surga di akhirat
Bisa jadi kita memiliki banyak dosa, namun ketika kita bertaubat ada banyak keistimewaan-keistimewaan yang diberikan kepada kita.
Kasih sayang Allah begitu besar, maka tidaklah pantas bagi seorang hamba berputus asa dari rahmat Allah.
Sungguh sangat disayangkan keadaan sebagian pemuda di zaman ini. Adapun yang sudah terlanjur basah dan ternoda dengan dosa-dosa, malah semakin masuk dan terjerumus begitu dalam.
Semoga kita terhindar dari hal ini.
Apabila kita baru saja melakukan dosa, segera bertaubat. Allah akan membantu kita kembali kepada jalan yang lurus.
Jalan yang penuh rahmat dan jalan diridhai oleh Allah. Jalan yang akan mengantarkan kita semua ke surga.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah.”
[HR. Muslim no. 2817]
Berputus Asa dari Rahmat Allah adalah Salah Satu Bentuk Kekufuran
Salah satu sifat orang-orang kafir adalah mudah berputus asa dari rahmat Allah. Sebagai seorang mukmin, kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah.
Di dalam Al-Qur’an ada kisah istimewa tentang Nabi Yaqub yang berharap Yusuf dan Bunyamin kembali. Beliau meminta kepada anak-anaknya yang lain untuk mencari berita tentang keduanya. Nabi Yaqub berkata,
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
[QS. Yusuf: 87]
Adapun dalil lain terkait hal ini ada pada kisah Nabi Ibrahim. Beliau berkata,
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang sesat”.
[QS. Al-Hijr: 56]
Jangan Berputus Asa Dalam Mencari Ilmu
Sebagai seorang muslim, kita seharusnya haus akan ilmu. Baik itu ilmu syar’i maupun ilmu yang berkaitan dengan dunia. Namun, terkadang kita merasa suatu ilmu terasa begitu sulit sampai membuat kita hampir menyerah.
Misalnya ketika kita mulai belajar ilmu matematika, ternyata kita tidak segera paham walaupun sudah dijelaskan belasan kali. Saat itu, kita harus tetap bersabar. Mungkin satu kali penjelasan lagi akan membuat kita baru benar-benar mengerti.
Sama halnya dengan ilmu agama. Pada awalnya, kita pasti sulit untuk membaca Al-Qur’an sampai dengan menghafal beberapa ayat. Tetapi perlahan, kita mulai bisa.
Dan Ilmu ini pun diberikan karena kita mengharapkan rahmat Allah.
Ada pula mungkin kita ada yang mulai untuk belajar bahasa Arab. Sudah tujuh pertemuan masih belum mengerti dan kosa katanya tidak juga bertambah. Meskipun belum berhasil mempelajari, jangan pernah berhenti.
Begitu pula dengan bidang keilmuan yang lain.
Dan tentu saja tidak ada kata terlambat untuk mulai mempelajari ilmu.
Jangan Berputus Asa Pada Jodoh dan Keturunan
Allah telah menetapkan setiap makhluk berpasang-pasangan.
Ada matahari dan bumi. Ada malam dan ada siang. Ada matahari dan ada rembulan. Ada daratan dan ada lautan. Ada terang dan ada gelap. Ada yang beriman dan ada yang kafir. Ada kematian dan ada kehidupan. Ada kesengsaraan dan ada kebahagiaan. Ada surga dan ada neraka. Sampai pada hewan pun terdapat demikian.
Ada juga jin dan ada manusia. Ada laki-laki dan ada perempuan.
Adapun kamu yang masih sendiri, juga telah Allah siapkan pasangan. Dan ini adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya.
Dan ketika kita masih mencari namun belum juga bertemu, maka bersabarlah! Mungkin dipencarian selanjutnya kita akan menemukan jodoh yang tepat.
Begitu pula dengan keturunan. Bisa jadi ada diantara kita yang sudah menikah namun ternyata masih belum dikaruniai anak.
Tetaplah berusaha dan berdoa. Jangan berputus asa dari kasih sayang Allah terkait dengan keturunan.
Nabi Ibrahim alaihi salam baru dikaruniai anak pertamanya ketika berumur 100 tahun. Lalu ada Nabi Yahya diumur 70 tahun.
Selain berdoa, kita juga harus berusaha untuk tetap ikhtiar. Mungkin dengan konsultasi melalui dokter spesialis dan lain sebagainya.
Kemudian ketika misalnya masih belum juga dapat, mungkin bisa dipertimbangkan untuk menikah lagi atau melakukan adopsi. Tentunya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pasangannya.
(Baca Juga: Apa yang Harus Dipersiapkan Sebelum Menikah?)
Jangan Berputus Asa Dalam Mencari Rezeki
Adapun dalam mencari rezeki yang halal, janganlah pernah berputus asa dari rahmat Allah.
Kita harus tetap berusaha untuk mencari rezeki yang halal.
Jangan sampai berputus asa dengan mengatakan, “Yang haram saja susah, apalagi yang halal.”
Perlu kita ketahui bahwa cicak adalah hewan yang bergerak dengan cara merayap dan menempel di dinding. Allah jadikan makanan cicak adalah nyamuk yang bisa terbang.
Lantas apa yang terjadi?
Allah tetap membuat cicak tadi yang hanya berjalan dengan merayap bisa memakan nyamuk yang berterbangan.
Apabila cicak saja yang penuh dengan keterbatasannya bisa mendapatkan rezeki, tentu manusia dengan kesempurnaannya harus lebih bisa mencari rezeki yang halal.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.”
[HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani]
Dalam hal rezeki yang mesti dipahami ada dua yang harus kita ketahui, yaitu:
- Jatah rezeki akan tetap selalu ada selama kita masih bernyawa.
- Apabila salah satu pintu rezeki tertutup, maka akan terbuka pintu rezeki yang lain.
Jangan Berputus Asa Dari Pengampunan Dosa
Rahmat Allah begitu besar dan saking besarnya, Allah mudah memberikan ampunan kepada hamba-hambaNya.
Apabila ada seseorang yang pagi harinya bermaksiat kemudian malam harinya ia bertaubat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Kemudian apabila seseorang tersebut bermaksiat lagi pada hari berikutnya dan kemudian segera bertaubat kembali, maka Allah akan senantiasa memberikan pengampunan tanpa peduli betapa besar dosanya.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
“Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.””
[HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751]
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya,
“Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat)”
[QS. Al An’am: 54]
Allah selalu memberikan pengampunan kepada kita. Tentu ini kabar gembira untuk kita semua apabila kita masih memiliki banyak dosa-dosa.
Allah masih memberikan kesempatan kepada kita semua agar kembali kepadaNya.
Apabila kita sedang bersedih dan rasanya seperti ingin berputus asa, maka datangilah sahabat-sahabat terbaik kita.
Dan apabila ada sahabat kita yang datang dengan berputus asa, maka hiburlah sebaik kita.
Kita harus saling memberikan dukungan. Jangan lupa untuk ingatkan sahabat kita agar senantiasa hadir di majelis ilmu.
Demikian artikel ini ditulis dan saya hanyalah manusia biasa. Apabila ada kesalahan dalam menuliskan kata-kata, saya mohon maaf.
Saya juga sangat menerima kritik dan saran dari pembaca. 🙂
Adapun artikel ini pada dasarnya adalah pengembangan dari sedikit rangkuman Kajian Kitab Al-Kabair Karya Imam Adz-Dzahabi yang dibawakan Ustadz Sulaiman Rasyid di Masjid Pogung Dalangan.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Gambar:
- Freepik.com
Satu pemikiran pada “Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah”