AGAMA ISLAM YANG ASING DAN KEDATANGAN IMAM MAHDI SETELAHNYA

Kedatangan Imam Mahdi Ketika Islam Telah Kembali Asing

Islam Kembali Asing

Rasulullah bersabda,

“Islam dimulai dengan begitu asing di hadapan manusia. Asing! Orang-orang di zaman itu tidak tau banyak tentang agama ini sebelumnya. Dan di masa depan, Islam akan kembali dalam keadaan asing lagi sebagaimana dimulai.”

Lalu Rasulullah melanjutkan,

“Maka beruntunglah kalian orang-orang yang asing di masa ini.”

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing.” (HR. Muslim no. 145)

Asing!

Asing yang dimaksud tidak sama dengan aneh. Asing yang dimaksud tidak berarti salah. melainkan asing yang dimaksud adalah tidak dikenal oleh orang-orang, budaya, tradisi dan apa yang bisa mereka lihat, apa yang mereka kenal.

Islam dibawa oleh Muhammad SAW dalam keadaan yang asing. Islam dimulai dalam keadaan yang sangat asing. Apa yang diajarkan Rasulullah saat itu benar-benar sangat asing bagi mereka di zaman itu.

Dan di zaman sekarang, kita telah menghadapi situasi yang sama.

Islam asing sebagaimana agama ini dimulai.

Ada hal buruk yang terjadi di zaman kita. Islam tidak hanya asing bagi orang-orang yang kafir. Islam juga menjadi asing bagi sebagian Muslim.

Dan umat Muslim pun telah terpecah belah.

Dan mereka menjadi orang asing satu sama lain. Cara ibadahnya, amalannya dan penampilannya terasa asing satu sama lain.

Saya sendiri pun selama dua puluhan tahun, baru beberapa waktu ini mengenal sunnah. Dan sebelumnya hal-hal ini terasa begitu asing bagiku. Sementara adat budaya, tradisi dan pergaulan modern sudah sangat ku kenal sejak aku remaja.

Dan bisa dikatakan ada banyak amalan sunnah yang baru aku ketahui hari kemarin.

Aku tidak pernah tau larangan ishbal sebelumnya. Aku tidak pernah tau bagaimana cara sujud yang baik. Dan banyak hal yang kemudian baru aku ketahui setelah aku berhijrah.

Padahal amalan-amalan tersebut sangat sederhana. Tetapi sejak aku lahir, banyak hal yang tidak aku kenali sebelumnya.

Kemudian aku melihat orang-orang islam yang bergolongan. Golongan ini, itu dan lainnya. Aku melihat ada banyak hal yang tidak aku kenali disana. Mereka nampak asing. Mereka memiliki amalan yang berbeda-beda. Dan menganggap golongan yang lain asing satu sama lain.

Dan bahkan di Indonesia sendiri. Kamu akan terlihat asing ketika memelihara jenggot. Kamu akan terlihat asing ketika menggunakan celana cingkrang. Kamu akan terlihat asing ketika mengenakan Hijab. Kamu akan terlihat asing ketika mengenakan Niqab. Kamu akan terlihat asing ketika selalu shalat berjamaah di Masjid.

Dan hal ini ternyata dianggap asing oleh umat Muslim sendiri.

Aneh!

“Agama baru apa lagi ini?” Kata mereka.

“Amalan baru apalagi ini? Kata mereka.

“Wahabi!” Kata mereka.

Dan ketika pertama kali saya memutuskan untuk hijrah.

Temanku sendiri mengatakan, “Kamu tersesat!”

Sementara kebenaran hanya milik Allah semata.

Kita tidak akan tahu siapa yang benar.

Apa yang kita yakini, apa yang telah kita pelajari dan apa yang Rasulullah ajarkan adalah apa yang kita lakukan.

Bukankah agama islam ini sudah sangat sempurna?

Tidak perlu ditambahi dan dikurang-kurangi.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (QS. Al-Ma-idah: 3)

Perubahan nilai-nilai zaman sekarang telah membuat islam menjadi semakin asing.

Dan bahkan ada yang mengatakan,

“Betapa anehnya agama ini.”

“Betapa salahnya agama ini.”

“Kenapa segala sesuatu yang aku sukai dilarang!”

Lalu meninggalkan agamanya itu.

Jadi agama ini telah kembali asing seperti awal mulanya.

Dan kita telah mengetahui bahwa sesama muslim yang bergolongan saling bertengkar satu sama lain.

Perbedaan pendapat, aqidah, tafsir dan lainnya telah membuat umat Muslim saling memfitnah satu sama lain. Dan kita telah mengetahui banyak negara-negara muslim yang memiliki pemerintahan yang zalim.

Hanya karena mengenakan cadar, seorang dosen dipecat.

Larangan memelihara jenggot dan mengenakan celana cingkrang bagi pegawai negeri.

Larangan terhadap berbagai Dakwah Tauhid.

Apalagi?

Bahkan hanya karena hal itu tadi, seseorang sampai dianggap sebagai teroris / ektrimis. Ada banyak orang dibunuh dan dipenjara hanya karena diduga teroris.

Baru diduga.

Ini adalah bukti bahwa agama Islam telah kembali asing.

Islam Kembali Asing.

Kembalinya Khilafah dan Kedatangan Imam Mahdi

Negeri Khilafah akan kembali berdiri. Saat itu sistem kepemimpinan umat Muslim akan kembali kepada metode Rasulullah SAW. Umat Muslim akan kembali kepada ajaran aslinya, ajaran yang sebenar-benarnya.

Lalu Islam dikenal diseluruh pelosok dunia. Islam akan kembali memenuhi bumi dengan segala kedamaian dan keadilan.

Dan hal ini baru akan terjadi di zaman Imam Mahdi.

Namun sebelum itu, umat Islam akan saling terpecah belah. Mereka saling memusuhi satu sama lain. Dan kita bisa melihatnya di zaman ini.

Dan Allah membiarkan hal itu terjadi.

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang mengubahnya. Mereka sendiri yang bersatu. Mereka sendiri yang menjadi bagian dari kekhilafan di masa yang akan datang.

Allah berfirman,

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat, yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan, yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d:11)

Sebelum Imam Mahdi datang, banyak anak muda yang memiliki kesalahpahaman terhadap Islam. Mereka menganggap bahwa islam bagaikan agama lain.

Kemudian Imam Mahdi datang untuk membenarkannya.

Namun sebelumnya, akan banyak orang yang berselisih.

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang berselisih.

Terimakasih telah membaca artikel ini sampai baris terakhir. Jangan lupa untuk share ke teman-teman kita di luar sana.

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza.

Semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik.

Salam hangat,
Ficky Septian Ali

Benarkah Pegawai Pajak Diancam Neraka?

Pegawai Pajak Diancam Neraka

Pegawai Pajak Diancam  Neraka? – Beberapa waktu lalu, ada seorang teman di Amerika bertanya tentang harga mobil di Indonesia. Setelah mencari di beberapa lapak jual beli mobil, saya kirimkan fotonya beserta harga, yakni beberapa jenis mobil matic second berumur 2-3 tahun, harganya sekitar 100-150 juta rupiah.

Ketika dia melihat harganya dia terkaget-kaget dan berkata, “Mahal sekali harganya, dan jenis mobilnya juga saya tidak kenal. Kalau di Amerika harga mobil second umur 2-3 tahun seperti Ford double cabin atau Chevrolet cc besar cuma 5000 dollar US atau kalau dirupiahkan cuma 70,600,000 rupiah.”

Artinya dengan harga satu mobil second di Indonesia dapat dibelikan dua mobil yang secara spesifikasi jauh di atas mobil di Indonesia. Lantas, apa hubungannya harga mobil mahal ini dengan judul artikel ini – Pegawai Pajak Diancam Neraka?

Tentu saja saya jelaskan kenapa bisa semahal itu. Penyebabnya pajak mobil yang masuk ke Indonesia sangat tinggi. Mobil termasuk dalam golongan barang mewah dan pajaknya yang diterapkan kepada mesin dan onderdil mobil sangat tinggi. Pada akhirnya harga jual mobil sangat mahal di Indonesia.

Hal ini menjadikan saya semakin paham mengapa pajak dilarang dalam Islam sampai-sampai pekerjaan sebagai pegawai pajak diancam neraka oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Harga akhir sebuah barang menjadi jauh dari harga sebenarnya akibat penerapan pajak tinggi pada barang yang diperjual-belikan.

Mengapa Pegawai Pajak Diancam Neraka?

Di dalam sebuah sesi pembekalan, Ustadz Erwandi Tarmidzi diundang ke sebuah acara semacam seminar yang diikuti oleh Kepala Pajak se-Jabotabek.

Sebelum acara ustadz bertanya kepada panitia, “Bolehkah saya sampaikan ke mereka bahwa secara syariat pegawai pajak adalah pekerjaan terlarang? Seseorang yang bekerja di bidang pajak tidak akan masuk surga? Pegawai pajak diancam neraka?”, dan si panitia menjawab, “Silakan ustadz, gak apa-apa.”

Maka ketika di awal penyampaiannya Ustadz Erwandi Tarmidzi menyampaikan:

“Islam tidak membenarkan berbagai pungutan yang tidak didasari oleh alasan yang dibenarkan, di antaranya ialah pajak. Pajak atau yang dalam Bahasa Arab disebut dengan al-muksu adalah salah satu pungutan yang diharamkan, dan bahkan pelakunya diancam dengan siksa neraka:

إِنَّ صَاحِبَ المُكْسِ فِي النَّارِ. رواه أحمد والطبراني في الكبير من رواية رويفع بن ثابت رضي الله عنه ، وصححه الألباني

“Sesungguhnya pemungut upeti akan masuk neraka.”

(Riwayat Ahmad dan At Thobrani dalam kitab Al Mu’jam Al Kabir dari riwayat sahabat Ruwaifi’ bin Tsabit radhiallahu ‘anhu, dan hadits ini, oleh Al Albani dinyatakan sebagai hadits shahih).

Ketika disampaikan demikian, tiba-tiba situasi di tempat itu sangat sunyi. Pasti mereka merasa kaget mendengar kenyataan bahwa pegawai pajak diancam neraka oleh Allah.

Dan setiap disampaikan demikian selalu muncul pertanyaan jadul, “Kalau gak ada pajak dalam sebuah negara, terus membiayai operasional negara dari mana sumbernya?”.

Kata ustadz, “Ya akhi, apakah Anda tau Negara Arab Saudi? Di sana tidak ada pajak. Semua pembiayaan negara berasal dari sumber daya alam mereka.”

“Lihat jika Anda umroh maka Anda akan lihat jalan-jalan tol yang berkilo-kilometer, bahkan puluhan kilometer kita tempuh, dan itu gratis gak bayar. Bandingkan dengan negara kita, hanya untuk menempuh jalan tol lima kilometer saja kita disuruh bayar.”

“Kalau ada yang berdalih bahwa itu disebabkan Arab Saudi di dalam tanahnya ada minyak, maka ini dalih yang kurang benar, karena jika Arab Saudi punya minyak di dalam tanahnya, kita malah punya minyak di bawah tanah dan di atas tanah berupa kebun sawit, kebun kopi, dst.”

“Lahan pertanian kita jauh lebih luas dari Arab Saudi. Soal kekayaan alam di negeri kita jauh lebih besar. Masalahnya di kemauan saja. Makanya mari kita dakwahkan ke mereka yang memimpin negeri ini agar menggunakan cara islami dalam penyelenggaraan negara, sehingga tidak ada pungutan pajak seperti sekarang ini, yang terlarang secara syariat.”

Banyak terdapat hadist lain yang melarang tentang pemungutan pajak, di antaranya:

“Sesungguhnya, pelaku/pemungut pajak (diadzab) di neraka.”

(HR Ahmad 4/109, Abu Daud Kitab Al-Imarah : 7), Hadist ini shahih oleh Al-Albani.

Hadist lainnya yaitu sebuah hadist dari Abdullah bin Buraldah radhiyallahu ‘anhu dari ayahnya tentang dirajamnya wanita dari suku Al-Ghomidiyyah setelah melahirkan anak karena zina. Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh wanita ini telah bertaubat dengan suatu taubat yang seandainya penarik pajak bertaubat seperti itu niscaya Allah akan mengampuninya.”

(HR Muslim no. 1659)

Demikian alasan-alasan tentang haramnya memungut pajak dalam agama Islam. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari keadaan di negara kita yang masih memungut pajak ini agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih makmur lagi ke depannya. Aamiin.

 

Oleh: Siswo Kusyudhanto

 

Referensi:

almanhaj.or.id

 

Baca juga artikel menarik lainnya: Aisyah Istri Rasulullah dan Biografi Istri-istri Nabi (Part 1)

Aku Mencintaimu Karena Allah

Aku Mencintaimu Karena Allah

Mungkin diantara kita sesama muslim sudah sering mendengar kalimat “Aku Mencintaimu Karena Allah”.

Ya. Kita bisa ucapkan kalimat ini kepada saudara-saudara muslim kita, bahkan hukumnya wajib. Ketika seseorang membuat kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, maka ia telah berikrar untuk saling mencintai satu sama lain.

Cinta adalah penghubung di antara kaum muslimin dan cinta adalah sebab dari indahnya ukhuwah dalam dekapan sesama Mukmin.

Ketika kita berbicara tentang cinta, maka sebaiknya kembali kepada ajaran Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam. Agama kita telah mengatur tentang cinta dan menjadikannya sebagai ruh dari semua amalan.

Cinta adalah bagian dari ibadah dan tidak akan pernah bisa dipisahkan.

Cinta adalah sebab pelukan erat seorang ibu kepada anak bayinya yang baru lahir.

Cinta adalah benih yang membuat peradaban kita masih ada sampai hari kiamat.

Cinta adalah kepingan rindu yang dibawa oleh seorang istri yang ditinggal suaminya safar.

Tanpa cinta, hati kering; bagaikan ladang yang tidak pernah diguyur hujan bertahun-tahun lamanya.

Adapun cinta yang paling berat timbangannya di Mizan, adalah cinta kepada Allah dan mencintai sesuatu karena Allah.

Dan adapun orang-orang yang paling beruntung di Yaumul Mizan adalah orang-orang yang dicintai oleh Allah.

 

Kisah Fathimah Binti Qais dan Kecintaannya Kepada Allah

Fathimah binti Qais adalah salah satu Shahabiyah (sahabat wanita) yang berpandangan luas. ia termasuk di antara wanita-wanita yang hijrah pada gelombang pertama.

Ketika Fathimah binti Qais telah habis masa ‘iddahnya dan dua orang laki-laki datang melamarnya, maka ia mengadu kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Fathimah binti Qais berkata,

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya masa ‘iddahku telah selesai dan datang dua orang laki-laki melamarku. Mereka adalah Muawiyah dan Abu Jahm. Bagaimana pendapatmu, Rasulullah?”

Beliau Rasulullah berkata kepada Fathimah,

“Wahai Fathimah, Adapun Abu Jahm itu tidak cocok denganmu karena tongkatnya selalu berada di atas pundaknya. Ia biasa memukul istri. Sedangkan Mu’awiyah itu miskin (tidak memiliki banyak harta). Maka menikahlah saja dengan Usamah bin Zaid.” Fathimah berkata, “Aku awalnya enggan.” Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengatakan, “Menikahlah dengan Usamah.” Akhirnya, aku memilih menikah dengan Usamah, lantas Allah mengaruniakan dengan pernikahan tersebut kebaikan. Aku pun berbahagia dengan pernikahan tersebut.

[HR. Muslim no. 1480]

Fathimah adalah seorang wanita yang cerdas dan cantik, terbukti dari kecantikannya itu datang dua orang laki-laki untuk melamarnya. Salah satu diantaranya adalah Mu’awiyah yang memiliki wajah tampan.

Namun, kecintaan Fathimah kepada Allah dan Rasulullah telah membawanya untuk menikah dengan Usamah. Padahal sebelumnya ia tidak menyukai Usamah.

Fathimah pun pernah berkata,

“Demi Allah pagi itu tidak ada laki-laki yang paling aku benci, melebihi bencinya aku kepada Usamah. Kenapa aku harus menikah dengannya? Tetapi karena aku mentaati perintah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, maka Allah jadikan Usamah menjadi laki-laki yang paling aku cintai.”

Fathimah pun merasakan kebagaiaan dari cintanya kepada Usamah karena Allah.

Semoga kita bisa mengambil faidah dari kisah ini. Kita perlu tahu, bahwasanya kecintaan dan kebencian ada ditangan Allah Azza wa Jalla. Allah akan memberikan cinta kepada yang mentaati-Nya dan Allah akan menanamkan saling benci kepada yang tidak mendurhakai-Nya.

Cinta dan benci harus dilandaskan karena Allah.

 

Aku Mencintaimu Karena Allah

Adapun kita sebagai seorang manusia katanya tidak bisa hidup tanpa cinta. Kita hidup untuk mencintai dan selalu ingin dicintai.

Kita terkadang lupa untuk memulai kisah cinta dari mana.

Teman-teman yang aku cintai, marilah untuk memulai cinta dengan mentaati Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Kita yang saat ini mungkin sedang lupa, mari mengingat hal ini kembali.

Beberapa waktu yang lalu, aku pun begitu. Aku pernah lupa bagaimana untuk mencintai dan dicintai, sampai aku ingat untuk memulainya dari Allah dan Rasulnya.

Sehingga aku pun tidak berharap cinta, kecuali dicintai dan diridhoi oleh Allah.

Aku pun kembali Allah dan Allah mempertemukan aku dengan seorang wanita muslimah. Ia adalah perempuan yang sangat asing dan aku tidak memiliki informasi sedikit pun tentangnya.

Lantas, aku takut untuk memilihnya.

Kemudian di antara rasa takut itu, Allah menggerakan hatiku untuk datang bertemu bapaknya.

Hingga akhirnya seorang perempuan itu pun tepat hari ini telah menjadi istriku.

Siapa yang menyangka?

Sebuah bahtera yang hampir karam, akhirnya menepi pada sebuah daratan. Ia telah ridho terombang-ambing di lautan yang menghancurkan dirinya perlahan. Rasa cintanya kepada Allah mengalahkan semua rasa sakit yang dideritanya.

Bahtera ini telah menemukan pelabuhan cinta pertama dan terakhirnya.

Terima kasih telah membuat hatiku berlabuh.

Wahai Istriku! Izinkan aku untuk pertama kali dan seterusnya berkata tentang ini.

Kataku,

“Aku mencintaimu karena Allah”

Semoga kita bisa saling mencintai karena Allah dan senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya.

Aamiin.

 

Yogyakarta, 22 Maret 2020.

Ficky Septian Ali

 

Artikel ini ditulis untuk istriku tercinta, Nisa Husnainna.

 

Gambar: