Ficky Septian Ali Seorang Suami, Blogger, Penulis Paruh Waktu, Storyteller, Pemuda Hijrah dan Banyak Lagi.

Masa Kecil Anak Hanya Sekali, Jangan Lewatkan Masa-Masa untuk Membimbingnya!

3 min read

masa kecil anak

Masa Kecil Anak dan Kewajiban Orang Tua untuk Mendidik

Masa kecil anak cuma sekali. Saya ingin mengajak teman-teman untuk mulai menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk mendidik anak-anak dengan agama.

Saya sebagai penulis sebenarnya masihlah seorang bujangan. Tapi saya sadar betul masa kecil saya dahulu. Orang tua saya sejak kecil selalu berusaha mengajari saya untuk belajar agama.

Dan saya ingin menjadi orang tua yang sama.

Saya ingin mendidik anak-anak saya nanti agar senantiasa mengenal Allah dengan tauhid.

Semoga teman-teman juga memiliki cita-cita yang sama.

Setiap pasangan, suami-istri, muda-mudi haruslah memiliki keinginan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Tanggung jawab paling besar untuk membangun keluarga ini ada pada sosok sang ayah.

Sebagai seorang kepala rumah tangga, seorang ayah haruslah mampu menjadi teladan yang baik.  Sehingga setiap anggota keluarga akan menjadi seseorang yang baik.

Apabila setiap anggota keluarga telah mengerti dan memahami agama islam dengan baik maka keluarga yang didambakan akan terwujud.

 

Sosok Ayah sebagai Seorang Kepala Keluarga

Hehe.

Apakah kamu adalah sosok seorang Ayah itu?

Jika memang masih bujang, maka kamu pasti calon Ayah ya? Begitu pula dengan saya.

Semoga artikel ini bisa membantu kita semua terutama kaum adam agar bisa menjadi sosok Ayah yang hebat.

Untuk kamu kaum hawa, kasih tau ya suami atau calon suamimu! 😀

Setiap laki-laki adalah pemimpin. Terutama ketika ia sudah memulai membangun rumah tangga. Katakanlah,

“Aku harus bertanggung jawab atas keluargaku.”

Setiap raja adalah pemimpin di kerajaannya. Setiap suami pun memiliki kewenangan yang sama, ia adalah sosok pemimpin atas keluarganya.

Kemudian istri memiliki peran. Ia adalah pemelihara untuk rumah dan anak-anak.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga seseorang ditanya tentang keluarganya.”

[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa’ (no. 292) dan Ibnu Hibban (no. 1562) dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. Al-Hafizh Ibnu Hajar menshahihkan hadits ini dalam Fat-hul Baari (XIII/113), lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 1636).]

Sebagaimana yang diriwayatkan melalui hadits shahih tersebut, seorang Ayah tentu sudah seharusnya untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.

Seorang pemimpin harus berusaha untuk senantiasa menjadi sosok yang alim dan shalih. Sebisa mungkin disetiap harinya selalu bertambah ilmu dan mengamalkannya.

Sosok Ayah harus menjadi contoh untuk keluarganya. Ia adalah sosok teladan dan pembimbing. Dimana ia harus memberikan contoh dengan mengamalkan apa yang diperintahkan, serta menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang Allah ‘Azza wa Jalla.

 

Cara Mendidik Anak secara Islami

Sebagai sosok orang tua, tentu kita tahu bahwa masa kecil si anak hanya sekali. Tentu saja dalam memberikan pendidikan padanya jangan tanggung-tanggung.

Pastikan maksimal! Agar kelak ia bisa menjadi seseorang yang berbakti dan taat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Berikut ini adalah cara mendidik anak, diantaranya:

  1. Berikan pendidikan pada anak dengan baik dan sabar. Pastikan agar anak-anak kita mengenal dan mencintai Allah mulai dengan mengajarkan Tauhid.
  2. Ajarkan anak-anak sejak dini untuk mengenal bacaan Al Qur’an. Sehingga anak akan dengan mudah untuk menghafalnya. Tentu saja mulai dari surat pendek.
  3. Perintahkan anak untuk mulai belajar shalat. Bimbing mereka agar shalat bisa menjadi prioritas utamanya dalam kehidupan. Berikanlah penjelasan bahwa shalat adalah tiang agama islam yang nanti pertama kali akan dihisab oleh Allah di akhirat kelak.
  4. Perhatikan perkembangan anak dengan baik. Pastikan agar seorang ayah dan ibu selalu memberikan perhatian lebih kepada anaknya. Orang tua harus mengajarkan akhlak yang mulia. Mulai dari melatih kejujuran, cara berbicara, bagaimana bersopan santun dan sebagainya.
  5. Perhatikan teman pergaulan anak-anak. Seorang anak cenderung mengikuti kebiasaan apa yang mereka lihat. Temannya sehari-hari akan menjadi contoh atas perilaku mereka suatu saat nanti. Hal ini akan berimbas pada akhlak anak, karena itu pastikan agar anak-anak berada dijalur pergaulan yang baik agar tidak terjerumus di jurang kenistaan.
  6. Selalu berikan do’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla untuk anak-anak pada waktu yang mustajab. Setelah kita telah berikhtiar, maka selanjutnya adalah berserah diri kepada Allah. Orang tua bisa mulai memanjatkan do’a pada waktu-waktu di setiap sepertiga malam terakhir.

Baik. Sekarang kita sudah mulai tahu bagaimana cara untuk mendidik anak-anak kita.

Sekali lagi, masa kecil si anak hanya sekali. Pastikan untuk memberikan yang terbaik untuk anak.

Kita sebagai orang tua harus selalu ada untuk memelihara dan membimbing anak-anak. Tentu saja mulai dengan menanamkan Tauhid pada mereka.

Sebagaimana nasihat Luqman kepada anaknya yang dirangkung di Al Qur’an.

“DAN (INGATLAH) KETIKA LUQMAN BERKATA KEPADA ANAKNYA, KETIKA IA MEMBERI PELAJARAN KEPADANYA, ‘WAHAI ANAKKU! JANGANLAH ENGKAU MEMPERSKUTUKAN ALLAH, SESUNGGUHNYA MEMPERSEKUTUKAN (ALLAH) ADALAH BENAR-BENAR KEZHALIMAN YANG BESAR.’” [LUQMAN: 13]

Setelah Tauhid telah tertanam pada hati sang anak, maka mereka akan lebih mudah ketika diperintahkan untuk berbakti kepada orang tua dan Allah.

Kemudian semakin bertambah umurnya mulai perintahkan ia untuk shalat 5 waktu.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).”

[Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187) dengan sanad hasan, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya radhiyallaahu ‘anhum.]

Mungkin baru ini yang bisa saya share untuk teman-teman. Mohon maaf apabila masih sedikit informasinya.

Saya akan mencoba untuk selalu mengupdate.

Semoga saya dan teman-teman yang masih lajang segera dianugerahkan pasangan dan keturunan yang bertaqwa.

Setelah itu kita kembali mendiskusikan terkait hal ini.

Rasanya lucu juga cerita tentang bagaimana cara mendidik anak tapi saya sendiri belum berkeluarga.

Ya. Itu saja.

Semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.

Terima kasih telah membaca sampai baris ini. 🙂

Salam hangat,

Ficky.

 

Sumber:

 

Gambar:

 

Ficky Septian Ali Seorang Suami, Blogger, Penulis Paruh Waktu, Storyteller, Pemuda Hijrah dan Banyak Lagi.