hijrah, nasihat, pemuda

BAGAIMANA CARA HIJRAH?

Hijrah Itu Bukan Ditunggu, Tapi Diupayakan!

Bagaimana Cara Memulai Hijrah?

Tidak sedikit teman-teman saya yang menanyakan tentang bagaimana sih cara hijrah dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala?

Ternyata saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan baik.

Dan saya katakan bahwa Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubah kondisinya sendiri.

Konsep hidup dalam agama Islam itu adalah menjemput bola, bukan menunggu bola. Jadi jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian.

Jangan dibalik!

Kita tidak bisa menunggu pertolongan terlebih dahulu, baru berjalan.

Barangsiapa yang berjuang (berjihad) di atas jalan Allah, maka Allah akan berikan ia petunjuk di atas jalan yang benar.

Baik. Mari kita renungkan.

 

Merenungkan Nikmat Allah

Bila dibandingkan dengan sejumlah negeri yang lain, negeri kita Indonesia dianugerahkan sumber alam yang jauh lebih banyak.

Tanahnya yang subur, cuacanya baik dan teratur sepanjang tahun, berbagai macam tanaman dan binatang yang beraneka ragam.

Lihat dan bandingkanlah dengan sejumlah negeri lain yang tanahnya tidak subur, bersalju hingga beberapa bulan yang menyebabkan matinya banyak tanaman dan meranggasnya pepohonan, serta menimbulkan kesulitan untuk mencari nafkah.

Tapi mengapa rakyat di negeri kita banyak yang menderita bagaikan ayam yang lapar di lumbung padi?

Pengalaman hidup menderita seperti ini sepatutnya menantang pikiran kita untuk berpikir kembali tentang pola hidup selama ini.

Jangan-jangan pola hidup sebahagian kita selama ini sifatnya pasif atau menunggu, meskipun pada saat yang sama berjuta rahmat Allaah tersebar di setiap jengkal bumi tempat berpijak.

Tanah yang gembur enggan diolah, sedangkan di sisi lain pola hidup cenderung mengikuti langkah setan: boros. Waktu yang ada untuk melakukan perbaikan, banyak yang terbuang percuma.

Padahal termasuk tanda orang yang bersyukur ialah bila memanfaatkan segala pemberian Allah pada tempatnya.

Dengan demikian, membiarkan waktu tak terpakai untuk tujuan kebaikan dan membiarkan segala sumber alam tak terolah, juga pertanda orang yang enggan mensyukuri nikmat.

Dalam keadaan demikian, mengharapkan perubahan adalah suatu hal yang mustahil.

Hidup ini tak akan berubah, kalau tak berusaha mengubahnya sendiri. Itulah janji Allah.

Apalagi Allah sudah menyediakan bahan mentah berupa sumber daya alam, mengaruniai akal untuk berpikir, dan memberi kesempatan untuk berbuat. Dipakai atau tidak, semua itu harus dipertanggungjawaban kelak, terutama waktu dan pikiran kemana dimanfaatkan.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka.“

(QS. Ar Ra’d: 11)

(Baca Juga: Makanan Bergizi Bagi Hati)

 

Cara Memulai Hijrah Sangat Sederhana

Konsep untuk berhijrah ini sangat sederhana. Hal yang perlu kita lakukan adalah menjemput hidayah.

Hijrah tidak bisa dan tidak cukup dengan menunggu hidayah!

Hijrah harus dilakukan sekarang juga dengan niatan berjuang agar kita bisa lebih baik daripada sebelumnya.

Tentu dengan tujuan meninggalkan keburukan yang sebelumnya sering kita lakukan. Meninggalkan yang haram, yang makruh, dan yang syubhat.

Apabila kita meninggalkan suatu keburukan karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.

Ah.. Merokok makruh, saya tinggalkan toh ada jus jambu. Riba haram, saya tinggalkan.

Segala keburukan harus kita sendiri yang meninggalkan, bukan malah duduk manis menunggu hidayah.

Sehari-hari yang tidak biasa mengenakan hijab, paksa diri kalian! Jangan nunggu hidayah! Ketahuilah bahwa menunjukkan aurat itu dosa besar.

Dan untuk perempuan yang dicintai Allah,

Ketahuilah bahwa neraka itu penuh dengan perempuan dan orang-orang kaya. Sebagian dari mereka masuk neraka karena hal yang sangat sederhana.

Ya. Tidak menutup aurat.

Lantas harus menunggu apa lagi?

Pemuda zaman sekarang, kita lihat bagaimana gaya hidupnya sekarang. Apakah yang terbiasa mabuk-mabukan, main perempuan, dan lainnya bisa dengan mudahnya Allah berikan hidayah?

Ya. Mungkin benar.

Tapi mau menunggu sampai kapan jika kalian pelakunya! Bisa jadi belum sampai hidayah itu datang kepadamu, kamu sudah meninggal.

Umur mah siapa yang tau, kan?

Ayolah! Hidayah itu dijemput, bukan ditunggu. Bisa jadi setelah kalian membaca artikel ini lalu meninggal dunia kan?

Dikit-dikit inget mati, bro!

Perbanyaklah mengingat segala pemutus segala kelezatan (dunia), yakni dengan mengingat kematian.

Dunia ini mungkin tempat kita tinggal. Namun lebih tepatnya, dunia ini adalah tempat kita meninggal. Jangan terlalu berharap banyak dari apa yang kita tinggali sementara ini.

Ada hal yang lebih baik.

Barangsiapa meninggalkan dunia ini karena Allah, maka Allah akan berikan dunia yang lebih baik.

Iya, kita semua tahu.

Mana ada sih tempat yang lebih indah dari surga?

(Nasihat Pra Nikah: Apa Yang Harus Dilakukan Sebelum Menikah?)

 

Dunia Itu Ibarat Parfum

Dan perlu kita ketahui bahwa surga dunia itu sebenarnya tidak ada! Dunia ya dunia! Segini-gini aja.

Dunia itu ibarat parfum, kita pakai sekedarnya saja. Jangan ditelan! Nanti keracunan.

Sampai kapan kita mau menunda-nunda hijrah? Jangan sibuk dengan urusan dunia (ghibah, kepo, debat, berebut harta, dan seterusnya).

Akhirat yang abadi, teman-teman! Ingat, syaiton ingin kita sampai mati jauh dari Agama Islam yang Indah ini.

Kematian bisa datang sewaktu-waktu yang kita tidak akan pernah bisa mengetahuinya. Demi Allah kita akan menyesal kalau belum sempat bertaubat selagi masih hidup di dunia. Ingat, penyesalan itu datangnya selalu di akhir.

Allah berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٩٧)

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

(QS An-Nahl : 97)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“DAN TIADALAH KEHIDUPAN DUNIA INI MELAINKAN SENDA GURAU DAN MAIN-MAIN. DAN SESUNGGUHNYA AKHIRAT ITULAH YANG SEBENARNYA KEHIDUPAN, KALAU MEREKA MENGETAHUI.”

(QS AL-‘ANKABUT: 64)

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman,

Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada selainnya,

Ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan

Ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka”

(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Jadi nunggu apa lagi?

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai baris terakhir. Jangan lupa untuk share ke teman-teman kita di luar sana.

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza.

Semoga Allah SWT membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT membalas kalian dengan balasan yang terbaik.

 

Salam hangat,

Ficky Septian Ali

 

Source: Indonesia Bertauhid Official